Telah ku jatuhkan, tentang segala kesakitan bahkan luka-luka. Kemudian
ku pesan sebuah karangan bunga, sebuah peti, juga nisan lengkap dengan
tulisannya. Di tengah masa lalu, aku mengubur diriku hidup-hidup.
Berbusana rapi dan mendekam dalam peti ialah kenangan. Nisan menancap
tegap bertuliskan “Masa Lalu bin Tinggalkan, Lahir 6 Februari 2009,
Wafat 11 Januari 2013”. Sebuah karangan bunga kertas, bekas puisi serta
surat cinta semata kata “kita”. Melebur bersama hujan yang turun dari
air mata kesia-siaan. Kita tak lagi ada sebagai mimpi-mimpi. Hanya jejak
yang tak perlu diingat meski “kita” ialah sesaat. Dan berhembuslah
ragu, menyeruak menusuk hidung hingga jantung (ku). Sesak. Ku raba dada
kiriku. Sudah tak ada namamu. Di hembusan terakhir, sebuah doa ku
panjatkan “tenanglah masa lalu kita, agar tak menghantui jalan yang
telah kita pilih”. Bayanganmu terpejam untuk selamanya di dasar tanah
makam “Masa Lalu”.
No comments:
Post a Comment